Langsung ke konten utama

Cegah Kekerasan di Sekolah, Kementerian Buat Kesepakatan


Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bersama perwakilan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) melakukan koordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) terkait kasus kekerasan. Pertemuan tiga instansi ini membahas kasus kekerasan pada salah satu SMPN di Pangkalpinang, Provisi Bangka Belitung dan juga video yang viral yang diduga terjadi di Pontianak, Kalimantan Barat. Terkait kasus Kekerasan di Pangkal Pinang, KPAI juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian PPPA.

Retno Listyarti, Komisioner KPAI Bidang Pendidikan mengatakan: "Menurut hasil penelusuran Dinas PPA Kota Pangkalpinang, kekerasan tersebut memang terjadi di SMPN tersebut oleh salah satu oknum guru, tetapi sudah berakhir damai. Namun kejadian ini tidak terkait dengan video yang viral tersebut. Sementara, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Hamid Muhammad mengatakan sudah menurunkan tim ke Pangkalpinang terkait kasus kekerasan yang terjadi di salah satu SMPN. Hasil investigasi akan di-share, baik kepada KPAI maupun Kementerian PPPA.

Terkait video kekerasan pemukulan siswa di kelas yang viral, ternyata bukan merupakan kejadian di Pangkallinang. Namun diduga terjadi di tempat lain-diduga di Pontianak. Terkait hal ini, Kementerian PPPA dan Kemendikbud akan melakukan penyelidikan untuk memastikan peristiwa tersebut dan akan bertindak sesuai kewenangan yang diamanatkan oleh perundangan.

Berikut kesepakatan antara KPAI, Kementerian PPPA dengan Kemendikbud:


  1. Pertemuan lebih membahas pencegahan kekerasan pendidikan di masa yang akan datang. Kemendikbud menggunakan istilah "Sekolah Aman". Sedangkan Kementerian PPPA menggunakan istilah "Sekolah Ramah Anak (SRA)". Sinergi pihak terkait akan dikuatkan.
  2. Pihak Kemendikbud mengusulkan ada grup whatsApp yang anggotanya terdiri dari Kemendikbud, Kementerian PPPA dan KPAI. Tujuan grup tersebut adalah untuk memudahkan koordinasi terkait berbagai pengaduan kekerasan di pendidikan yang diterima KPAI agar segera diselidiki dan ditindak.
  3. Kemendikbud dan Kementerian PPPA akan berkoordinasi dengan daerah terkait video viral yang menurut kabar tidak dilakukan oleh guru tetapi oknum orang tua siswa. KPAI menyayangkan orang tua bisa masuk ke dalam sekolah bahkan ke dalam kelas dan memukuli siswa. KPAI memertanyakan bagaimana "sekolah aman" bagi anak didik. Namun, karena Kemendikbud juga belum tahu kebenaran kejadian dan lokasi kejadian dalam video tersebut, maka masih akan dilakukan penyelidikan dahulu terhadap video tersebut.
  4. KPAI, Kemendikbud maupun Kementerian PPPA sepakat akan meminta bantuan Kemeninfo untuk bisa melacak lokasi kejadian dalam video tersebut.
  5. Kementerian PPPA akan berkoordinasi dengan Dinas PPA Kota Pangkalpinang, agar anak korban yang mengalami kekerasan dan sudah berdamai tersebut bisa diberikan pemulihan psikologis jika korban membutuhkannya.
  6. Kemendikbud juga sepakat bahwa kekerasan di pendidikan tidak diperkenankan terjadi meskipun untuk mendisiplinkan siswa. jika ada oknum guru melakukan kekerasan pada anak maka akan diproses sesuai peraturan perundangan yang berlaku, termasuk di cabut tunjangan profesinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengumuman Pemenang Lomba Menggambar dan Mewarnai Nutrisari Goes To School 2014

Akhirnya... yang ditunggu-tunggu datang juga. inilah dia, pengumuman pemenang lomba menggambar dan mewarnai yang diadakan oleh Nutrisari dalam rangka Nutrisari goes to school 2014 periode september 2013-Januari 2014 tingkat SD/MI se-Kabupaten Sukabumi. Pemenangnya adalah : Kategori Kelas 1 - 3 Peserta terbaik I : Andina C. Mayda (SDN I Bojong) Peserta terbaik II : Zyra (MIN Sampora) Peserta terbaik III : Amelia KH (SDN I Karang Tengah) Peserta terbaik IV : Sarah Zarifah (SDIT Al-Ummah) Peserta terbaik V : M. Fauzan (SDIT Bani Shaleh) Peserta terbaik VI : Lulu Zahirah (SDIT At-Takwin) Kategori Kelas 4 - 6 Peserta terbaik I : Yolanda Putri (SDN I Cikembar) Peserta terbaik II : Zahra Amelia (SD Model) Peserta terbaik III : Alamanda N.P. (MIN Sampora) Peserta terbaik IV : Nadia P. (SD Model) Peserta terbaik V : Eri A. (SDN I Sukamanah) Peserta terbaik VI : Khotimah Rosdiana (MI Hidayatul Athfal) Bagi yang namanya tercantum dalam daftar pemenang di atas kami ucapka...

4 Cara Berhenti Mengucapkan Em.. Saat Berbicara di Depan Audiens

Bagi para pembicara professional, kata seperti "Em," "Uh," atau "Jadi...." seringkali terucap begitu saja tanpa kita menyadarinya. Kata - kata tersebut tidak menjadi masalah saat mereka mengucapkan sekali atau dua kali dalam sebuah meeting. Namun bila kata-kata tersebut digunakan berulang - ulang, hal tersebut dapat membunuh kredibilitas mereka. Mungkin Anda belum siap untuk berbicara dalam sebuah meeting dan kesusahan untuk menjawab pertanyaan yang sulit. Dan mungkin Anda terlalu lelah dan gagap untuk fokus dalam inti pembicaraan. Apapun masalahnya, ketika kita mendengar kata - kata sandungan seperti di atas, kita beranggapan bahwa sang pembicara belum siap dan tidak percaya diri. Tapi, Anda dapat menjauhkan kebiasaan mengucapkan "Em" dan "Uh" dalam pembicaraan Anda. Cobalah beberapa tips berikut untuk mengurangi pengucapan kata - kata itu dalam pembicaraan Anda: Dengarkan pembicaraan Anda sendiri Jika Anda mendeng...