Langsung ke konten utama

Tumbuhkan Budi Pekerti Anak ala Anies Baswedan

 Oleh : Feliciany H T
 
Secara umum budi pekerti berarti moral dan kelakuan yang baik dalam menjalani kehidupan. Budi Pekerti adalah induk dari segala etika ,tatakrama, tata susila, perilaku baik dalam pergaulan, pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Budi Pekerti perlu ditanamkan pada anak sejak kecil. Maka dari itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan membagikan cara untuk menumbuhkan budi pekerti pada anak, khususnya lingkungan sekolah.




Anies mengatakan, budi pekerti tak boleh hanya dijadikan pengetahuan. Ketika budi pekerti tumbuh sebagai kebiasaan, karakter dan budaya bakal mengikuti dengan sendirinya.

"Setelah itu akan menjadi kebiasaan pada siswa yang kemudian terbentuk karakter dan selanjutnya menjadi budaya terutama budaya di sekolah. Untuk menjadi budaya perlu melewati beberapa proses tersebut," ujar Anies.

Bentuk kegiatannya antara lain pemberlakukan kewajiban upacara bendera setiap hari Senin. Mendikbud bahkan mengancam akan mencopot jabatan kepala sekolah apabila sekolah tersebut tidak melaksanakan upacara bendera setiap senin.

Selain itu, Anies mencontohkannya dengan budaya hidup bersih. Menurut Anies, hal pertama yang perlu dilakukan ialah mengajarkan siswa tentang cara hidup bersih dan bahaya hidup kotor. Siswa dibiasakan membersihkan dan membuang sampah di tempatnya. Siswa perlu dapat teguran bila membuang sampah sembarangan.

"Jika hal ini sudah menjadi sebuah kebiasaan siswa maka akan tumbuh karakter siswa yang menyukai kebersihan dan tidak nyaman ketika melihat sampah bukan pada tempatnya serta berujung menjadi budaya bersih pada siswa," tandas Anies.

Kegiatan lainnya adalah semua pelajar di Indonesia diwajibkan menyanyikan lagu nasional sebelum memulai kegiatan belajar- mengajar. Juga pembiasaan hidup bersih dan pembiasaan membaca buku selama 15 menit sebelum dimulai pelajaran. Program ini diperuntukkan bagi seluruh tingkatan sekolah, dimulai sejak masa orientasi peserta didik hingga kelulusan.

(Dikutip dari berbagai sumber)

Dikutip ulang oleh : Yusep Ridwan, S.Pd.I
sumber : www.kesekolah.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengumuman Pemenang Lomba Menggambar dan Mewarnai Nutrisari Goes To School 2014

Akhirnya... yang ditunggu-tunggu datang juga. inilah dia, pengumuman pemenang lomba menggambar dan mewarnai yang diadakan oleh Nutrisari dalam rangka Nutrisari goes to school 2014 periode september 2013-Januari 2014 tingkat SD/MI se-Kabupaten Sukabumi. Pemenangnya adalah : Kategori Kelas 1 - 3 Peserta terbaik I : Andina C. Mayda (SDN I Bojong) Peserta terbaik II : Zyra (MIN Sampora) Peserta terbaik III : Amelia KH (SDN I Karang Tengah) Peserta terbaik IV : Sarah Zarifah (SDIT Al-Ummah) Peserta terbaik V : M. Fauzan (SDIT Bani Shaleh) Peserta terbaik VI : Lulu Zahirah (SDIT At-Takwin) Kategori Kelas 4 - 6 Peserta terbaik I : Yolanda Putri (SDN I Cikembar) Peserta terbaik II : Zahra Amelia (SD Model) Peserta terbaik III : Alamanda N.P. (MIN Sampora) Peserta terbaik IV : Nadia P. (SD Model) Peserta terbaik V : Eri A. (SDN I Sukamanah) Peserta terbaik VI : Khotimah Rosdiana (MI Hidayatul Athfal) Bagi yang namanya tercantum dalam daftar pemenang di atas kami ucapka...

Cegah Kekerasan di Sekolah, Kementerian Buat Kesepakatan

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bersama perwakilan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) melakukan koordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) terkait kasus kekerasan. Pertemuan tiga instansi ini membahas kasus kekerasan pada salah satu SMPN di Pangkalpinang, Provisi Bangka Belitung dan juga video yang viral yang diduga terjadi di Pontianak, Kalimantan Barat. Terkait kasus Kekerasan di Pangkal Pinang, KPAI juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian PPPA. Retno Listyarti, Komisioner KPAI Bidang Pendidikan mengatakan: "Menurut hasil penelusuran Dinas PPA Kota Pangkalpinang, kekerasan tersebut memang terjadi di SMPN tersebut oleh salah satu oknum guru, tetapi sudah berakhir damai. Namun kejadian ini tidak terkait dengan video yang viral tersebut. Sementara, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Hamid Muhammad mengatakan sudah menurunkan tim ke Pangkalpinang terkait kasus kekerasan yang terjadi di salah ...

4 Cara Berhenti Mengucapkan Em.. Saat Berbicara di Depan Audiens

Bagi para pembicara professional, kata seperti "Em," "Uh," atau "Jadi...." seringkali terucap begitu saja tanpa kita menyadarinya. Kata - kata tersebut tidak menjadi masalah saat mereka mengucapkan sekali atau dua kali dalam sebuah meeting. Namun bila kata-kata tersebut digunakan berulang - ulang, hal tersebut dapat membunuh kredibilitas mereka. Mungkin Anda belum siap untuk berbicara dalam sebuah meeting dan kesusahan untuk menjawab pertanyaan yang sulit. Dan mungkin Anda terlalu lelah dan gagap untuk fokus dalam inti pembicaraan. Apapun masalahnya, ketika kita mendengar kata - kata sandungan seperti di atas, kita beranggapan bahwa sang pembicara belum siap dan tidak percaya diri. Tapi, Anda dapat menjauhkan kebiasaan mengucapkan "Em" dan "Uh" dalam pembicaraan Anda. Cobalah beberapa tips berikut untuk mengurangi pengucapan kata - kata itu dalam pembicaraan Anda: Dengarkan pembicaraan Anda sendiri Jika Anda mendeng...